Sebagaimana kehidupan manusia dari empat dimensi (badani, mental, sosial, dan rohani), maka kesehatan pun memiliki semua dimensi tersebut. Kesehatan itu sendiri dapat dilambangkan dengan sebuah lingkaran. Lingkaran itu dibentuk oleh empat bagian yang saling sambung-menyambung.
Dengan demikian jika ada perubahan pada salah satu bagian, maka kesempurnaan lingkaran tersebut akan terganggu. Inilah yang menyebabkan mengapa masalah kesehatan adalah sesuatu yang cukup rumit. Sebab, kesemua faktor ini saling berkaitan dan berinteraksi. Pemikiran dasar inilah yang membentuk konsep kesehatan seutuhnya.
Dengan demikian jika ada perubahan pada salah satu bagian, maka kesempurnaan lingkaran tersebut akan terganggu. Inilah yang menyebabkan mengapa masalah kesehatan adalah sesuatu yang cukup rumit. Sebab, kesemua faktor ini saling berkaitan dan berinteraksi. Pemikiran dasar inilah yang membentuk konsep kesehatan seutuhnya.
Dalam beberapa pengertian, kesehatan fisik sangatlah mendasari kesehatan total. Akan tetapi, boleh saja belum pernah Anda pikirkan secara serius dan mendalam tentang segala mekanisme rumit dan ajaib yang terjadi dalam tubuh Anda, terutama jika dalam keadaan tidak sakit. Sewaktu memikirkan tentang tubuh yang sehat, apakah yang terlintas dalam benak Anda? Kemungkinan besar yang terlintas dalam pikiran Anda adalah tubuh yang tidak berpenyakit, atau perut yang kuat sehingga tidak pernah sakit setelah memakan apa pun, atau mungkin tubuh yang berotot kuat sehingga dapat mengerjakan hal-hal yang berat tanpa merasa lelah sama sekali. Atau, boleh saja Anda membayangkan bahwa seseorang memiliki tubuh yang kuat jika dia tidak sakit walaupun semua anggota keluarga maupun teman-teman sekantornya menderita sakit pilek. Semua ini adalah sedikit dari sekian banyak tanda tubuh sehat.
Mengenal kesehatan pikiran pun boleh jadi Anda berpendapat bahwa seseorang yang sehat mental adalah dia yang waras sehingga tidak perlu dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Sebenarnya pengertian akan kesehatan mental mencakup lebih luas daripada sekadar mempertanyakan apakah seseorang perlu dimasukkan ke rumah sakit jiwa atau tidak.
Saya yakin bahwa Anda pernah mengalami guncangan emosi oleh karena marah, kecewa, sakit hati, malu, dan sebagainya, sehingga Anda tidak dapat hidup normal seperti biasanya. Anda tidak bisa menikmati hal-hal yang biasanya Anda senangi, Anda tidak dapat bekerja dan bergaul dengan baik, dan sebagainya. Guncangan emosi adalah suatu kejadian normal. Akan tetapi jika hal itu telah melumpuhkan Anda sehingga membuat segala sesuatu menjadi salah, maka mental Anda sedang kurang sehat. Ini sama saja dengan serangan pilek yang menyerang tubuh lalu melumpuhkannya. Dengan demikian, penyakit mental perlu dicegah atau bahkan diobati seperti penyakit lainnya.
Bagaimana dengan faktor sosial dalam kesehatan total? Kalau Anda perhatikan dengan cermat, Anda akan melihat bahwa hubungan Anda dengan orang-orang di sekeliling Anda selalu melibatkan perasaan. Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari Anda boleh ingin lebih unggul daripada tetangga atau bahkan dibandingkan teman-teman sejawat Anda dalam karir, olahraga, materi, dan sebagainya. Keinginan yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental. Kesehatan sosial bukan hanya melibatkan orang-orang yang ada di sekeliling Anda, melainkan semua yang ada dalam keluarga, kantor kota, negara bahkan seluruh dunia.
Sebagai bangsa yang beragama kita percaya bahwa manusia tidak bisa lari dari Yang Maha Kuasa dan pada saat yang sama tetap memiliki ketenangan jiwa. Seorang yang tidak sehat secara rohani, yaitu yang tidak memiliki hubungan yang baik dengan Penciptanya, akan sering merasa terhukum. Lebih dari itu, jikalau memang telah jauh dari Tuhan, maka kepada siapakah dia akan berpaling meminta tolong pada saat di mana tidak ada kuasa manusia mana pun juga yang dapat menyelamatkannya?
Anda perlu sehat dalam keempat dimensi kesehatan itu agar dapat menikmati kesehatan yang paripurna (total). 100 + 100 + 100 + 100 = 100. Jika Anda sakit dalam salah satu dimensi ini, maka keseluruhan kesehatan Anda akan terganggu. Sebab, masing-masing dimensi ini saling mempengaruhi. Apa yang terjadi dalam satu dimensi akan terjadi juga pada dimensi-dimensi lainnya.