Serat tumbuhan menarik perhatian dunia ketika tahun 1970, Dr. Denis Burkitt, seorang dokter Inggris, melaporkan bahwa beberapa penyakit saluran pencernaan seperti kanker dubur, kanker usus besar, radang usus buntu, wasir, dan sebagainya, sangat jarang ditemukan di negara-negara yang penduduknya banyak memakan serat tumbuhan. Bahkan ditemukan juga bahwa makanan yang kaya akan serat tumbuhan dapat menghilangkan sembelit, menurunkan kolesterol darah, sangat menolong dalam menghilangkan varises, dan menstabilkan kadar gula dalam darah.
Serat adalah bagian dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh usus dan tidak dapat diserap oleh tubuh. Serat mengontrol berbagai proses dalam tubuh dan dapat memberikan beberapa keuntungan bagi kesehatan secara langsung maupun tak langsung, seperti yang akan diterangkan pada alinea-alinea berikut ini.
Serat dapat menyerap air sampai sebanyak enam kali volumenya sehingga membentuk gumpalan yang menyerupai busa dalam lambung dan usus. Di samping itu, kita cenderung mengunyah makanan berserat lebih lama sehingga merangsang kelenjar-kelenjar pencernaan untuk mengerluarkan getah pencernaan di mulut dan lambung. Inilah sebabnya makanan yang kaya serat lebih cepat menimbulkan rasa kenyang. Dengan demikian, serat dapat mencegah makan terlalu banyak, kemudian dapat mencegah kegemukan.
Makanan yang kaya serat akan berjalan dengan cepat di saluran pencernaan, sehingga gantinya berada dalam tubuh selama tiga sampai lima hari, sisa-sisa makanan ini akan dikeluarkan setelah dua atau tiga hari. Hal ini dapat memberikan sedikitnya dua keuntungan yaitu: Pertama, masa kontak antara karsinogen (zat-zat penyebab kanker) yang ada dalam makan dengan dinding usus akan semakin pendek. Dan kedua, penyerapan sari makanan akan lebih singkat sehingga tidak semua kalori yang dikandungnya akan terserap. Dengan demikian, serat dapat mengurangi kecenderungan mendapat kelebihan kalori (gemuk).
Berikut ini adalah tabel yang berisikan beberapa sumber yang baik bagi serat.
Makanan | Ukuran | Jumlah serat (gram) |
Kacang putih (dimasak) Kelapa Bayam (dimasak) Apel Kacang merah Pisang Jagung Ubi jalar Beras merah Jeruk Pindekas Bit Kol Kacang panjang (mentah)] Tomat (mentah) Bawang (dimasak) Bunga kol (mentah) Nenas Seledri | ½ Mangkuk 5 x 5 x 1 cm ½ mangkuk 1 (sedang) ½ mangkuk 1 (sedang) ½ mangkuk 1 (sedang) ½ mangkuk 1 (sedang) 2 sendok makan ½ mangkuk 1.2 mangkuk ½ mangkuk 1 (sedang) ½ mangkuk ½ mangkuk 8 x 2 cm 1 tangkai | 8,3 7,4 5,7 4,5 4,5 4,0 3,9 3,5 2,8 2,6 2,4 2,1 2,0 2,0 2,0 1,8 1,0 1,0 0,7 |
Sumber: Dikutip secara selektif dari Lower Cancer Risk With Fiber oleh American
Institute for Cancer Research, 1988.
Lemak yang ada dalam makanan cenderung meningkatkan jumlah asam empedu yang dituangkan ke dalam sistem pencernaan, dan ada jenis tertentu dari asam empedu ini yang meningkatkan kemungkinan risiko timbulnya Sel kanker usus besar. Serat dapat mengurangi resiko timbulnya jenis kanker ini dengan mempercepat masa transit zat ini dalam saluran pencernaan, dan dengan mengencerkan (menurunkan konsentrasi) karsinogen tersebut.
Jenis serat yang berbeda-beda memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda pula dalam tubuh. Berapa banyakkah serat yang dibutuhkan tubuh? Ini belum diketahui secara pasti, tapi seseorang yang membiasakan diri memakan sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan, maka dapat dipastikan bahwa kebutuhan seratnya telah terpenuhi. Makanan hewani tidak mengandung serat. Walaupun hanya “numpang lewat” dalam saluran pencernaan kita, serat sangat berperan dalam mencegah berbagai penyakit. Sehingga, walaupun berupa nonmakanan namun serat perlu dimakan.