MEMBACA sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini, karena dengan membaca kita akan mengetahui segala informasi yang kita butuhkan. Pengembangan minat baca pada anak-anak, yang utama dan terutama justru menjadi tanggung jawab orang tua. Alasan utamanya, orang tua adalah yang berhak menanamkan dan mengembangkan berbagai macam cita-cita kepada anak-anaknya. Untuk mencapai cita-cita itu, orang tua berkewajiban untuk menciptakan suasana yang mendukung.
Membaca dan mencintai buku perlu ditumbuhkan sejak dini bahkan ketika anak masih dalam kandungan. Setelah lahir anak sudah dapat ditumbuhkan kecintaannya kepada buku. Sejak umur 3 bulan setelah anak sudah dapat melihat, anak dapat dirangsang untuk mencintai buku dan membaca melalui dibacakan cerita, memberi mainan buku, melihat alam sekitar serta gambar-gambar yang menarik dll. Setelah umur 6 bulan, saat anak sudah mulai duduk anak dapat dirangsang untuk memegang buku, tentunya buku yang sesuai dengan tahapan umurnya," tutur Ida N. Sitompul, salah satu pendiri Simpul Pendidikan di Jawa Barat.
Bagaimana jika anak telah berumur 3-5 tahun? Tidak ada kata terlambat. Selama kita sebagai orang tua dan masyarakat yang mempengaruhi (sekolah) berusaha membantu anak dan berperan aktif dalam menciptakan kecintaan kepada buku dan membaca, kegemaran itu masih bisa ditumbuhkan. Banyak cara yang dapat dipergunakan untuk menumbuhkan cinta buku dan baca.
image by abatasa.co.id |
Untuk mempersiapkan anak berusia 3 atau 4 tahun (usia prasekolah) menjadi seorang pembaca yang andal adalah dengan membacakan cerita setiap saat. Hal ini akan menghindarinya mendapat kesulitan belajar di sekolah. Jika berniat mengajarkan membaca, ajarkan abjad terlebih dahulu. Setelah pelajaran abjad berlangsung lancar, bisa melanjutkan ke bunyi, terutama bunyi awal dari abjad-abjad yang sering digunakan. Pelajaran yang demikian bisa dilakukan dengan permainan. Pengenalan abjad dapat dimulai ketika anak berusia tiga tahun dan pengenalan bunyi dimulai usia sekitar tiga setengah tahun. Namun, hal ini banyak tergantung pada si anak. Ada anak yang lebih cepat, dan ada yang lebih lambat. Akan tetapi, jika Anda membuatnya menjadi ringan dan menyenangkan, tentu tidak akan menyulitkannya.
"Secara tidak langsung, membaca juga dapat membantu anak untuk memiliki kemampuan empati. Hakikat empati adalah kemampuan untuk memahami pandangan orang lain,"kata Alva Handayani, Dra. psikolog anak,
Kecintaan terhadap membaca, dapat menjadi salah satu bentuk rekreasi yang memberikan kesenangan bagi anak. Bersandar di kursi yang empuk atau di teras yang hangat sambil membaca cerita yang menyenangkan, berbaring sambil tertawa membaca komik yang lucu, atau tertidur sebelum sempat menuntaskan novel remaja yang romantis adalah sekadar contoh kesenangan yang diperoleh dari kegiatan membaca.
Ada banyak alasan mengapa kegemaran membaca harus ditumbuhkan sejak dini. Lantas Apa yang harus dibaca anak? "Biarkan anak memilih sendiri apa yang ingin dia baca. Jika ia tidak mengerti buku yang dipinjamnya, ia akan melewati bagian yang sulit-sulit atau mengembalikannya. Dari sini, ia mengembangkan lagi minat yang lebih spesifik mengenai jenis buku yang ia sukai. Beberapa buku 'menawarkan' petualangan, kisah-kisah yang menegangkan, imajinasi, atau akhir yang bahagia, Banyak juga buku-buku yang dianjurkan untuk dibaca karena mengandung pesan-pesan moral yang penting dalam perkembangan anak. Untuk mencapai manfaat optimal dari buku-buku model ini, sebaiknya orang tua memang mendampingi anak dan mendiskusikan nilai tadi dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari," imbuh Kepala Sekolah TK-SD 9 Mutiara.
Perpustakaan dan sekolah, lanjutnya, seringkali sudah mengelompokkan buku-buku anak sesuai dengan tingkatan usianya. Perpustakaan biasanya hanya membolehkan anak mengambil buku dari kelompok umur yang sesuai dengan mereka. Namun anak-anak yang sudah lancar membaca, seringkali tertarik pada hal-hal yang jauh lebih banyak daripada yang dikandung di dalam buku anak-anak dan mungkin merasa tidak senang dengan perbendaharaan kata-kata yang disederhanakan yang ada di dalam buku anak-anak dalam kelompok umurnya.
Alva Handayani menyarankan agar orang tua memastikan kepada anaknya bahwa kecintaan membaca adalah tujuan pendidikan yang penting bagi mereka. ”Tunjukkan bahwa Anda menghargai membaca tidak hanya sekedar lewat kata-kata. Jangan terlalu cemas tentang penetapan jadwal membaca bagi anak-anak Anda. Kalau mereka cinta baca, mereka akan meluangkan waktu untuk melakukan hal itu”.
Jangan terlalu cemas untuk membuat anak-anak Anda hanya membaca buku-buku hiburan. Pada masanya nanti, anak-anak akan bosan dengan buku-buku hiburan komik dan fiksi. Tapi pada saat itu, kemampuan baca mereka telah lebih cepat dan lebih baik.