Dilansir dari laman The Star, kisah ini terungkap, lantaran salah satu perempuan itu, mengaku kepada tayangan A Current Affairs milik Channel 9, pernah berfoto bersama dengan Fariq dan kapten pilot di ruang kemudi pesawat. Peristiwa itu terjadi pada Desember 2011 silam, ketika Fariq mengemudikan Malaysia Airlines dari Phuket menuju Kuala Lumpur.
Malaysia Airlines mengaku terkejut mengetahui adanya laporan pelanggaran yang dilakukan pilotnya sendiri. Namun, mereka belum mengklarifikasi tuduhan itu.
Sejak kejadian teror 11 September 2001 silam menimpa Amerika Serikat, para penumpang dilarang memasuki ruang kokpit selama penerbangan berlangsung.
Fariq diketahui bergabung dengan Malaysia Airlines di usia yang masih sangat muda yakni 20 tahun. Usai lulus di sebuah sekolah penerbangan di Langkawi, Fariq langsung diterima di maskapai milik Pemerintah Negeri Jiran itu.
Dalam ingatan imam sebuah masjid yang mengenal Fariq, Ahmad Sharafi Ali Asrah, pria yang kini berusia 27 tahun itu merupakan anak baik-baik dan bukan seorang cassanova seperti yang dituduhkan salah seorang perempuan Afsel itu. Menurut Ahmad, Fariq pria yang rajin salat dan kerap hadir di perayaan agama.
Sehingga, di matanya tidak mungkin, Fariq pernah melanggar aturan keamanan kokpit.
"Cerita itu tidak masuk akal dan saya menduga itu hanya sebuah upaya untuk memojokkan Fariq atau maskapai Malaysia Airlines," ungkap Ahmad.
Fariq, imbuh Ahmad, merupakan seorang pria yang baik dan rendah hati.
Kemampuan Fariq sebagai seorang pilot pun juga diakui oleh jurnalis senior dari kantor berita CNN, Richard Quest, yang pernah ikut mengabadikan momen ketika Fariq baru saja mulai mengemudikan pesawat jenis Boeing 777-200. Saat itu, ujar Quest, Fariq membantu kapten pilot mengemudikan pesawat bongsor Boeing dari Hong Kong menuju Kuala Lumpur.
"Sangat menarik melihat cara dia mendaratkan pesawat," ungkap Quest.
Dia pun menyebut teknik Fariq mengemudikan pesawat sangat sempurna sesuai dengan apa yang diajarkan di dalam buku.